Kamis, 09 Februari 2012

BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG

BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG PDF Print E-mail
 
ubi_kayu.jpg
 
I.   SYARAT TUMBUH
Sebetulnya tanaman ubi kayu dapat ditanam di mana saja, namun akan lebih baik jika ditanam pada daerah yang sesuai dengan habitatnya atau keinginannya untuk tumbuh baik.  Secara umum syarat tumbuh tanaman ubi kayu yang optimal adalah sebagai berikut :
a)   Curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm/tahun.
b)   Suhu udara optimum untuk pertumbuhan ubi kayu adalah 25 - 28 °C.
c)   Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%.
d)   Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
e)   Ketinggian tempat yang baik dan ideal adalah 10 - 700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10 - 1.500 m dpl.
f)    Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik.

 
II.   BUDIDAYA UBI KAYU
A.  Persyaratan dan Penyiapan Bibit
Tanaman ubi kayu biasanya diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Namun, tanaman ini juga dapat diperbanyak dengan menumbuhkan bijinya.  Cara ini hanya digunakan untuk tujuan pemuliaan tanaman, bukan untuk budidaya, karena membutuhkan proses dan waktu yang lama. 
Keuntungan melakukan perbanyakan tanaman dengan menggunakan stek adalah waktunya lebih cepat dan hasilnya pun akan sama dengan tanaman induknya.  Syarat bibit yang baik untuk bertanam singkong adalah sebagai berikut :
a)     Bibit berasal dari tanaman induk yang cukup tua (6-12 bulan).
b)     Pertumbuhan induk harus normal, sehat, serta seragam.
c)     Batangnya telah berkayu dan berdiameter > 5 cm, dan lurus.
d)     Belum tumbuh tunas-tunas baru.
Setelah dipilih batang dari pohon induk yang memenuhi syarat, kemudian dilakukan penyiapan bibit.  Tahapan penyiapan bibit  ubi kayu meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)     Bibit berupa stek batang dengan panjang sekitar 20 cm atau memiliki 4 mata.
b)     Pilih batang bagian bawah sampai tengah.
c)     Stek yang terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25-50 batang stek.
d)     Semua ikatan stek yang dibutuhkan kemudian diangkut ke lokasi penanaman.

 
ubi_kayu_2.jpg

B.    Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanah yang tadinya padat menjadi lebih gembur, membersihkan kebun yang akan ditanami dari gulma, dan sebagai bagian dari kegiatan sanitasi atau kebersihan lingkungan, sehingga tempat hidupnya sumber-sumber penyakit dan hama dapat dibersihkan.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau bajak. Untuk areal yang luas, sebaiknya digunakan traktor. Setelah tanah diolah dan dibersihkan, selanjutnya dibuat bedengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pemupukan dan penyiangan.
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCOS). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
C. Penanaman
1.   Penentuan Pola Tanam
Pola tanam adalah sistem penanaman dalam berusahatani. Pola tanam ada yang dengan sistem monokultur, yaitu penanaman satu jenis tanaman dalam satu lahan, dan ada yang sistem tumpangsari, yakni penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam satu lahan. Pola tanam harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak antar tanaman yang umum digunakan pada pola monokultur yaitu 100 x 100 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari, jarak tanam yang dapat digunakan adalah 150 x 150 cm atau 200 x 200 cm.
2.  Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung atas stek ubi kayu untuk menghindari tergenangnya air di batang agar tidak terjadi pembusukkan atau menghindari patogen penyakit yang biasanya menyukai tempat-tempat yang lembab.  Stek batang kemudian ditanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.  Lakukan pemberian pupuk pada saat penanaman.  Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar ini biasanya adalah pupuk kandang.  Pupuk diberikan di sekeliling tanaman dengan diameter sekitar 100 cm.  Tanah disekeliling tanaman digali atau dibuat parit kecil.   Kemudian pupuk ditaburkan  ke dalam parit tersebut.  Setelah itu ditutup dengan tanah dari bekas galian tadi.
D.  Pemeliharaan Tanaman
1.   Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit yang mati atau tumbuh tidak normal, dengan bibit yang baru/cadangan. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas agar tanaman yang disulamkan tidak layu.  Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman. Penyulaman yang dilakukan pada minggu ketiga atau dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak seragam.
2.   Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma yang tumbuh di areal pertanaman ubi kayu. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.  Alat yang digunakan dalam penyiangan ini dapat berupa cangkul, kored atau parang, sambil menggemburkan kembali tanah.  Penyiangan harus dilakukan  hati-hati, jangan sampai alat yang kita gunakan melukai tanaman ubi kayu. 
3.  Pembumbunan
Cara pembumbunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan. Waktu pembumbunan dapat bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Sama halnya dengan penyiangan, pembumbunan penting dilakukan terutama agar umbi yang terbentuk dalam tanah menjadi besar-besar. Jadi pembumbunan ini memberikan keleluasaan pada akar agar dapat tumbuh dan berkembang  membentuk umbi dengan baik. 
4.   Perempelan/Pemangkasan
Pada budidaya tanaman ubi kayu perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas, karena minimal setiap pohon hanya mempunyai dua atau tiga cabang. Hal ini dilakukan agar batang ubi kayu tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang. Selain itu, konsentrasi pertumbuhan tanaman ubi kayu akan lebih mengarah pada pembentukan umbi, bukan daun. Kecuali dalam pembudidayaan  dengan tujuan untuk dipetik tunasnya.
5.  Pemupukan
Untuk mencapai hasil yang tinggi perlu diberikan pupuk organik ( pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau ) dan pupuk anorganik ( Urea, TSP, KCL ).  Pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah.   Volume pupuk organik yang baik untuk 1 hektar tanaman ubi kayu minimal sebanyak 6 ton.  Tujuan utama pemberian pupuk ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah.
Pupuk anorganik diberikan tergantung tingkat kesuburan tanah. Pada umumnya dosis pupuk anjuran untuk tanaman ubi kayu adalah: Urea dengan dosis  133 - 200 kg/ ha, SP-36 dengan dosis 60 - 100 kg/ ha, dan KCl dengan dosis 120 - 200 kg/ ha
Cara pemberian pupuk adalah:
a.      Pupuk dasar : 1/3 bagian dosis Urea dan KCl, serta seluruh dosis SP-36 diberikan pada saat tanam.
b.      Pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis Urea dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 3 - 4 bulan.
6.   Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan singkong dari awal tanam sampai umur lebih dari empat atau lima bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung, akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang paling baik digunakan adalah sistem genangan, sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan.  Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
7.   Pengendalian Hama dan Penyakit
Hingga saat ini belum ditemukan penyakit yang berarti bagi tanaman ubi kayu dengan menggunakan varietas unggul, seperti Darul Hidayah. Namun demikian, guna mencegah kemungkinan bila terdapat hama dan penyakit pada tanaman ubi kayu maka di bawah ini terdapat beberapa hama dan penyakit untuk diketahui. 
       A.         Hama
a)     Uret (Xylenthropus)
Ciri  : berada dalam akar dari tanaman.
Gejala : tanaman mati pada usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak.
Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.
  b)  Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Ciri :   menyerang   pada   permukaan   bawah   daun   dengan menghisap cairan daun tersebut.
Gejala : daun akan menjadi kering.
Pengendalian: menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.
       B.         Penyakit
a)   Bercak daun bakteri
Penyebab : Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG.
Gejala : bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati.
Pengendalian: menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun.
ubi_kayu_3.jpg

              b)     Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum )
Ciri : hidup di daun, akar, dan batang.
Gejala : daun mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang, dan umbi langsung membusuk.
Pengendalian :   melakukan   pergiliran   tanaman,   menanam varietas yang tahan seperti Adira  1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.
ubi_kayu_4.jpg
Gambar  Tanaman yang terserang Penyakit Layu bakteri
c)   Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Penyebab : cendawan yang hidup di dalam daun.
Gejala : daun bercak-bercak coklat, mengering, terdapat lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati.
Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
 d)  Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
Penyebab : cendawan yang hidup pada daun.
Gejala : adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit.
8.      PANEN
Ubi kayu dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang, warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ubi kayu adalah 6-8 bulan untuk varietas genjah dan 9-12 bulan untuk varietas dalam. Ubi kayu dipanen dengan cara menggunakan pengungkit atau mencabut batangnya secara langsung. Umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar