Kamis, 09 Februari 2012

BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG

BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG PDF Print E-mail
 
ubi_kayu.jpg
 
I.   SYARAT TUMBUH
Sebetulnya tanaman ubi kayu dapat ditanam di mana saja, namun akan lebih baik jika ditanam pada daerah yang sesuai dengan habitatnya atau keinginannya untuk tumbuh baik.  Secara umum syarat tumbuh tanaman ubi kayu yang optimal adalah sebagai berikut :
a)   Curah hujan antara 1.500 - 2.500 mm/tahun.
b)   Suhu udara optimum untuk pertumbuhan ubi kayu adalah 25 - 28 °C.
c)   Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%.
d)   Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
e)   Ketinggian tempat yang baik dan ideal adalah 10 - 700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10 - 1.500 m dpl.
f)    Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik.

 
II.   BUDIDAYA UBI KAYU
A.  Persyaratan dan Penyiapan Bibit
Tanaman ubi kayu biasanya diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Namun, tanaman ini juga dapat diperbanyak dengan menumbuhkan bijinya.  Cara ini hanya digunakan untuk tujuan pemuliaan tanaman, bukan untuk budidaya, karena membutuhkan proses dan waktu yang lama. 
Keuntungan melakukan perbanyakan tanaman dengan menggunakan stek adalah waktunya lebih cepat dan hasilnya pun akan sama dengan tanaman induknya.  Syarat bibit yang baik untuk bertanam singkong adalah sebagai berikut :
a)     Bibit berasal dari tanaman induk yang cukup tua (6-12 bulan).
b)     Pertumbuhan induk harus normal, sehat, serta seragam.
c)     Batangnya telah berkayu dan berdiameter > 5 cm, dan lurus.
d)     Belum tumbuh tunas-tunas baru.
Setelah dipilih batang dari pohon induk yang memenuhi syarat, kemudian dilakukan penyiapan bibit.  Tahapan penyiapan bibit  ubi kayu meliputi hal-hal sebagai berikut:
a)     Bibit berupa stek batang dengan panjang sekitar 20 cm atau memiliki 4 mata.
b)     Pilih batang bagian bawah sampai tengah.
c)     Stek yang terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25-50 batang stek.
d)     Semua ikatan stek yang dibutuhkan kemudian diangkut ke lokasi penanaman.

 
ubi_kayu_2.jpg

B.    Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi tanah yang tadinya padat menjadi lebih gembur, membersihkan kebun yang akan ditanami dari gulma, dan sebagai bagian dari kegiatan sanitasi atau kebersihan lingkungan, sehingga tempat hidupnya sumber-sumber penyakit dan hama dapat dibersihkan.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul atau bajak. Untuk areal yang luas, sebaiknya digunakan traktor. Setelah tanah diolah dan dibersihkan, selanjutnya dibuat bedengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pemupukan dan penyiangan.
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCOS). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton/ha. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan bedengan kasar, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.
C. Penanaman
1.   Penentuan Pola Tanam
Pola tanam adalah sistem penanaman dalam berusahatani. Pola tanam ada yang dengan sistem monokultur, yaitu penanaman satu jenis tanaman dalam satu lahan, dan ada yang sistem tumpangsari, yakni penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam satu lahan. Pola tanam harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak antar tanaman yang umum digunakan pada pola monokultur yaitu 100 x 100 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari, jarak tanam yang dapat digunakan adalah 150 x 150 cm atau 200 x 200 cm.
2.  Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung atas stek ubi kayu untuk menghindari tergenangnya air di batang agar tidak terjadi pembusukkan atau menghindari patogen penyakit yang biasanya menyukai tempat-tempat yang lembab.  Stek batang kemudian ditanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.  Lakukan pemberian pupuk pada saat penanaman.  Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar ini biasanya adalah pupuk kandang.  Pupuk diberikan di sekeliling tanaman dengan diameter sekitar 100 cm.  Tanah disekeliling tanaman digali atau dibuat parit kecil.   Kemudian pupuk ditaburkan  ke dalam parit tersebut.  Setelah itu ditutup dengan tanah dari bekas galian tadi.
D.  Pemeliharaan Tanaman
1.   Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti bibit yang mati atau tumbuh tidak normal, dengan bibit yang baru/cadangan. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas agar tanaman yang disulamkan tidak layu.  Waktu penyulaman adalah minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman. Penyulaman yang dilakukan pada minggu ketiga atau dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak seragam.
2.   Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma yang tumbuh di areal pertanaman ubi kayu. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan.  Alat yang digunakan dalam penyiangan ini dapat berupa cangkul, kored atau parang, sambil menggemburkan kembali tanah.  Penyiangan harus dilakukan  hati-hati, jangan sampai alat yang kita gunakan melukai tanaman ubi kayu. 
3.  Pembumbunan
Cara pembumbunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan setelah itu dibuat seperti guludan. Waktu pembumbunan dapat bersamaan dengan waktu penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Sama halnya dengan penyiangan, pembumbunan penting dilakukan terutama agar umbi yang terbentuk dalam tanah menjadi besar-besar. Jadi pembumbunan ini memberikan keleluasaan pada akar agar dapat tumbuh dan berkembang  membentuk umbi dengan baik. 
4.   Perempelan/Pemangkasan
Pada budidaya tanaman ubi kayu perlu dilakukan pemangkasan/pembuangan tunas, karena minimal setiap pohon hanya mempunyai dua atau tiga cabang. Hal ini dilakukan agar batang ubi kayu tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang. Selain itu, konsentrasi pertumbuhan tanaman ubi kayu akan lebih mengarah pada pembentukan umbi, bukan daun. Kecuali dalam pembudidayaan  dengan tujuan untuk dipetik tunasnya.
5.  Pemupukan
Untuk mencapai hasil yang tinggi perlu diberikan pupuk organik ( pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau ) dan pupuk anorganik ( Urea, TSP, KCL ).  Pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah.   Volume pupuk organik yang baik untuk 1 hektar tanaman ubi kayu minimal sebanyak 6 ton.  Tujuan utama pemberian pupuk ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah.
Pupuk anorganik diberikan tergantung tingkat kesuburan tanah. Pada umumnya dosis pupuk anjuran untuk tanaman ubi kayu adalah: Urea dengan dosis  133 - 200 kg/ ha, SP-36 dengan dosis 60 - 100 kg/ ha, dan KCl dengan dosis 120 - 200 kg/ ha
Cara pemberian pupuk adalah:
a.      Pupuk dasar : 1/3 bagian dosis Urea dan KCl, serta seluruh dosis SP-36 diberikan pada saat tanam.
b.      Pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis Urea dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 3 - 4 bulan.
6.   Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan singkong dari awal tanam sampai umur lebih dari empat atau lima bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung, akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang paling baik digunakan adalah sistem genangan, sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan.  Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan.
7.   Pengendalian Hama dan Penyakit
Hingga saat ini belum ditemukan penyakit yang berarti bagi tanaman ubi kayu dengan menggunakan varietas unggul, seperti Darul Hidayah. Namun demikian, guna mencegah kemungkinan bila terdapat hama dan penyakit pada tanaman ubi kayu maka di bawah ini terdapat beberapa hama dan penyakit untuk diketahui. 
       A.         Hama
a)     Uret (Xylenthropus)
Ciri  : berada dalam akar dari tanaman.
Gejala : tanaman mati pada usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak.
Pengendalian: bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.
  b)  Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Ciri :   menyerang   pada   permukaan   bawah   daun   dengan menghisap cairan daun tersebut.
Gejala : daun akan menjadi kering.
Pengendalian: menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.
       B.         Penyakit
a)   Bercak daun bakteri
Penyebab : Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CBG.
Gejala : bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati.
Pengendalian: menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun.
ubi_kayu_3.jpg

              b)     Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum )
Ciri : hidup di daun, akar, dan batang.
Gejala : daun mendadak jadi layu seperti tersiram air panas. Akar, batang, dan umbi langsung membusuk.
Pengendalian :   melakukan   pergiliran   tanaman,   menanam varietas yang tahan seperti Adira  1, Adira 2 dan Muara, melakukan pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit berat.
ubi_kayu_4.jpg
Gambar  Tanaman yang terserang Penyakit Layu bakteri
c)   Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Penyebab : cendawan yang hidup di dalam daun.
Gejala : daun bercak-bercak coklat, mengering, terdapat lubang-lubang bulat kecil dan jaringan daun mati.
Pengendalian: melakukan pelebaran jarak tanam, penanaman varietas yang tahan, pemangkasan pada daun yang sakit serta melakukan sanitasi kebun.
 d)  Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
Penyebab : cendawan yang hidup pada daun.
Gejala : adanya bercak kecil dan titik-titik, terutama pada daun muda. Pengendalian: memperlebar jarak tanam, mengadakan sanitasi kebun dan memangkas bagian tanaman yang sakit.
8.      PANEN
Ubi kayu dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang, warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ubi kayu adalah 6-8 bulan untuk varietas genjah dan 9-12 bulan untuk varietas dalam. Ubi kayu dipanen dengan cara menggunakan pengungkit atau mencabut batangnya secara langsung. Umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.
 


Cara menanam jagung

Blogiztic.net – Jagung merupakan tanaman pangan yang terpenting di masyarakat dunia selain gandum dan beras. Kandungan dari jagung sendiri memiliki karbohidrat yang mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Meskipun jagung mempunyai kandungan yang lebih rendah, namum jagung mempunyai kandungan protein yang banyak pula.

Di Indonesia, daerah penghasil utama budidaya tanaman jagung ada di Jawa, DIY, Nusa tengggara timur, Sulawesi Utara, Sulawei Selatan dan Maluku. Budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklim yang mendukung dalam proses pertumbuhan.

Budidaya tanaman jagung
harus dikembangkan, agar Indonesia bisa berkembang dan maju dalam sistem pertanian. Anda ingin budidaya tanaman jagung, mulailah dari sekarang karena budidaya jagung ada keuntungan yang sangat besar. Blogiztic.net akan mengupas cara budidaya tanaman jagung yang benar sebagai berikut.

Syarat benih yang diperlukan

Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
Pengolahan lahan tanaman
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

Pemupukan tanaman

Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea
sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl
sebanyak 50- 100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada
tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu
tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga
(pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8
minggu atau setelah malai keluar.

Cara penanaman tanaman

1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
- Tumpang sari (intercropping)
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
- Tumpang gilir (Multiple Cropping)
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
- Tanaman Bersisipan (Relay Cropping)
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
- Tanaman Campuran (Mixed Cropping)
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman

Penjarangan dan Penyulaman

Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

Penyiangan tanaman

Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan tanaman

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Pengairan dan Penyiraman tanaman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

Hama pada tanaman

a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Pengendalian yang harus dilakukan
- penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
- tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
- Sanitasi kebun.
- semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh.
Pengendalian yang dilakukan
- tanam serentak atau pergiliran tanaman
- cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah)
- semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
Penyakit pada tanaman
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian yang dilakukan
- penanaman menjelang atau awal musim penghujan
- pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan
- cabut tanaman terserang dan musnahkan
- Preventif diawal tanam dengan GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Pengendalian yang dilakuakan
- pergiliran tanaman.
- mengatur kondisi lahan tidak lembab
- Prenventif diawal dengan GLIO
c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw.
Pengendalian yang dilakukan
- mengatur kelembaban
- menanam varietas tahan terhadap penyakit
- sanitasi kebun
- semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Pengendalian yang dilakukan
- mengatur kelembaban
- memotong bagian tanaman dan dibakar
- benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .
e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Pengendalian yang dilakukan
- menanam jagung varietas tahan
- pergiliran tanam
- mengatur jarak tanam
- perlakuan benih
- GLIO di awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Ciri dan umur jagung Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

Cara pemanenan jagung

Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
Pengupasan jagung
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
Pengeringan jagung
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
Pemipilan jagung
Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

Penyortiran dan penggolongan jagung

Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

Kamis, 26 Januari 2012

CARA MENANAM PADI YANG BAIK

Cara Menanam Padi yang Baik

SEJARAH TANAMAN PADI
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
C. ARTI PENTING DAN MANFAAT PADI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain.
Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
D. SYARAT TUMBUH
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
BAB II
BERCOCOK TANAM PADI
Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.
PADI SAWAH
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
1. PERSEMAIAN
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
a. Penggunaan benih
- Benih unggul
- Bersertifikat
- Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha
b. Persiapan lahan untuk persemaian
- Tanah harus subur
- Cahaya matahari
- Pengairan
- Pengawasan
c.
Pengolahan tanah calon persemaian
- Persemaian kering
- Persemaian basah
- Persemaian sistem dapog
Persemaian Kering
Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu :
- Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
- Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih banyak.
- Selanjutnya tanah digaru
Areal persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjag
- Lebar bedengan : 100 -150 cm
- Tinggi bedengan : 20 -30 cm
Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
- Penaburan benih dan pencabutan bibit
- Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :
¬ Penyiangan
¬ Pengairan
¬ Pemupukan
¬ Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.
Persemaian Basah
Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air:
- Air akan melunakan tanah
- Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
- Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga pernsak bibit
Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.
Sistem Dapog
Di Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara penyemaian dengan sistem dapog :
- Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
- Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
- Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga
- Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
- Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
- Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah
d. Penaburan benih
Perlakuan sebagai upaya persiapan
Benih terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
- Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang
- Agar terjadi proses tisiologis
Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses tisiologis
Lama perendaman benih
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya ditiriskan atau dietus )
Lamanya pemeraman
Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan menebar benih
Hal- hal yang hams diperhatikan dalam menebar benih adalah :
- Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
- Benih tersebar rata
- Kerapatan benih harus sama
e. Pemeliharaan persemaian
1) Pengairan
Pada pesemaian secara kering
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pada pesemaian basah
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bedengan digenangi air selama 24 jam
- Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar
Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar:
0 Benih yang disebar dapat merata daD mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk kedalam tanah.
- Benih tidak busuk akibat genagan air
- Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat
- Benih mendapat sinar matahari secara langsung
Agar benih dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.
2) Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
2.
PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan
a. Pembersihan
- Selokan-selokan perlu dibersihkan
- Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
b. Pencangkulan
Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
c. Membajak
- Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
- Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk.
- Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
d. Menggaru
- Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
- Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
- Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar
- Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
- Permukaan tanah menjadi rata
- Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
- Penanaman menjadi mudah
- Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
3.
PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
b. Umur bibit
c. Tahap penanaman
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Memindahkan bibit
2. Menanam
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
- Bibit telah berumur 17 -25 hari
- Bibit berdaun 5 -7 helai
- Batang bagian bawah besar, dan kuat
- Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
- Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.
2)
Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistim larikan ( cara tanam )
b. Jarak tanam
c. Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
a) Sistim larikan ( cara tanam )
- Akan kelihatan rapi
- Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan
- Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
- Dan perlakuan-perlakuan lainnya
- Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
- .Jenis tanaman
- Kesuburan tanah
- Ketinggian tempat / musim
- Jenis tanaman
Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
- Kesuburan tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur.
- Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah :
- Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )
- Hubungan tanaman empat persegi panjang.
- Hubungan tanaman 2 baris.
d) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang
e) Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.
f) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.
4.
PEMELIHARAAN
Meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
a. Penyulaman dan penyiangan.
Yang harns diperhatikan dalam penyulaman :
- Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
- Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
- Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.
- Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
b. Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
- Pengairan secara terus menerus
- Pengairan secara piriodik
c.Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani berupa :
- Pupuk alam ( organik )
- Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
- Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
- Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
- Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
- Atau disesuaikan dengan analisa tanah